DNA ALLAH

June 17, 2015 - Author: caroline

Kotbah Minggu, 7 Juni 2015

Pembicara : Bpk.Soewandi

Kita hidup dalam dna Allah  1 Yoh 2:1 Tanda tanda zaman membuktikan bahwa kedatangan Tuhan sudah sangat dekat, ini tanda bahwa kita harus berjaga-jaga. Saya mau tanya kita ini pengikut kristus apa tidak? Saya katakan kita bukan hanya pengikut Kristus tapi kita adalah anak Tuhan. Mengikut Tuhan itu capek,  Kita adalah anak Tuhan, DNA Tuhan dan benih Tuhan ada dalam kita. Tuhan selalu menggandeng kita, lalu apa yang perlu kita persiapkan sebagai anak Tuhan supaya kita tidak mengecewakan Tuhan?

1.1 Pet 1:15-16 Hidup kudus di jaman yang sulit ini mati kita tetap bertahan hidup kudus sejati. Kita harus belajar firman supaya bisa hidup dalam kekudusan murni, meski dalam cobaan kita tidak menyerah.1 Pet 1:6-7 hidup kita mencerminkan Allah. Hidup kita di nilai ketika kita kumpul dengan orang-orang dunia, waktu kita fokus pada Tuhan maka fokus pada duniapun akan sirna, akhirnya ini iblis selalu memcobai kita supaya kita jauh dari Tuhan, maka kita harus terus bergantung pada Tuhan meski dalam kekalutan, jika kita tidak memandang Tuhan maka kita akan semakin jauh dari Tuhan.Undanglah hadirat Allah supaya kita tidak terseret jatuh dalam dunia kita harus bisa menggarami mereka yang hidup dalam dunia.
2. Menanggalkan manusia lama Ef 4:22-24
3. Memberikan diri sebagai persembahan yang kudus Rom 12:1 ini tidak mudah kadang kita sebagai manusia kepengin memberi yang terbaik tapi sebagai orang sekuler kadang waktu kita terbatas, tapi disini puji Tuhan semua bisa mempersembahkan waktu dengan luar biasa, apapun yang terjadi kita harus berani melangkah untuk mempersembahkan yang terbaik untuk Bapa kita.
4. DNA kita kudus karena DNA kita berhubungan lansgung dengan Roh kudus  Yoh 14:17

 

Comments are closed - Categories: Sermon Note

Hidup Maksimal

June 12, 2015 - Author: caroline

Kotbah Minggu, 31 Juni 2015

Pembicara : Pdt. Gideon Rusli

Daud hidup dalam kehendak Allah pada jamannya, Daud telah meneyelesaikan rancangan Tuhan dengan sangat maksimal. Kata maksimal menurut KBBI adalah sebanyak-banyaknya, kita harus menjalani hidup kita semaksimal mungkin sebab Tuhan punya rencana yang paling puncak dalam hidup kita untuk kita menjadi kepala bukan ekor. Mencapai sesuatu yang maksimal dalam hidup kira baik dalam beberapa aspek : keluarga, pekerjaan, pelayanan dll. Manusia terkadang hidup dalam kepasrahan, kita mudah berkata, “ah udah gini aja, apa adanya ajalah” ini ada benarnya tapi apakah motivasi kita malas? Firman Tuhan berkata kita akan tetap naik Efesus 2:7 , Tuhan mau menunjukkan kasih karunianya kenapa kita harus hidup maksimal.

  1. Memuaskan Pencipta , kita diciptakan untuk memuaskan pencipta, kita diciptakan dalam kondisi terbaik Kej 4 mengatakan bahwa Dia melihat yang diciptakan itu amat baik. Level Tuhan selalu yang paling baik yaitu hidup saya dan hidup saudara, Tuhan puas saat ia menciptakan kita.
  2. Memuaskan diri kita sendiri Luk 2 : 25-29

Simeon siap meninggal sebab ia puas telah mencapai kemaksimalanya , Yesus juga mencapai kepuasan ketika mencapai kemaksimalan dalam hidupnya Yoh 12:27 , kehidupan kita memuaskan kita bertumbuhlah maksimal untuk mencapai sukacita dalam hidup kita.

Belajarlah dari Amsal 19:3 , banyak hal kita sudah lakukan tapi tidak maksimal kenapa ? karena kita hanya memiliki kerajinan tapi tidak memiliki pengetahuan , tanpa pengetahuan kerajinan tidak cukup maka dari itu belajarlah semakin hari untuk semakin maksimal, evaluasilah apa yang perlu kita perbaiki, segala sesuatu perlu di uji apakah kita sudah mencapai kemaksimalan?

  1. Memberkati Orang banyak Mat 22:39

Kemaksimalan kita memberkati orang banyak, suami istri yang maksimal dapat menjalankan peranan , tugas tanggung jawab dengan baik , memelihara teladan , menjadi pimpinan yang maksimal, menjadi kariawan yang maksimal mencapai target yang maksimal.

Comments are closed - Categories: Sermon Note

MAKSIMAL BERSAMA DENGAN ROH KUDUS

May 29, 2015 - Author: nelly

Cool Gabungan Jumat 29 Mei 2015

Pdt. Gideon Rusli

Kisah Para Rasul 4:7-14
7  Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?”
8  Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: “Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
9  jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,
10  maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati  —  bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
11  Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan  —  yaitu kamu sendiri  — , namun ia telah menjadi batu penjuru.
12  Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
13  Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.
14  Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya.

Petrus dan Yohanes sedang berada dalam sidang di Yerusalem, dalam ayat 13 mereka menjadi berani  dan penuh hikmat, padahal sebelumnya kita mengetahui bahwa Petrus dan Yohanes penuh ketakutan ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani . Petrus dan Yohanes berubah karena penuh dengan Roh Kudus. Point pertama  Roh Kudus mengubah hidup kita jadi maksimal. Latar belakang kisah ini adalah Petrus dan Yohanes sedang menuju Rumah Allah lewat gerbang indah dan melihat pengemis dan menyembuhkannya , hari itu segala sesuatunya berubah sejak mereka dipenuhi  Roh Kudus, Roh Kudus ubahkan yang biasa jadi tidak biasa, sesuatu yang maksimal terjadi.

(more…)

Comments are closed - Categories: Sermon Note