Peperangan Rohani Di Market Place

October 15, 2008 - Author: admin - Comments are closed

Oleh: Open Heaven Ministry-Jakarta

Saya percaya pada hari-hari ini Tuhan sedang terus mempersiapkan kita agar kita bisa betul-betul Dia pakai untuk membawa perubahan di dunia sekuler. Seperti yang berulang kali saya katakan kepada Anda, jika kita ingin memasuki dunia sekuler dan membawa dampak dan perubahan di sana, kita harus siap menghadapi konfrontasi. Untuk itu sekilas saya ingin memberikan gambaran tentang apa yang kira-kira akan kita hadapi dan bagaimana kita harus menghadapinya dari kitab Daniel 3:1-12.

“Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel. Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu.

Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa: demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu; siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyalala!" Sebab itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka sujudlah orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, dan menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.

Pada waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi. Berkatalah mereka kepada raja Nebukadnezar: "…Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan."”

Apapun segmen yang ada dalam dunia sekuler sesungguhnya adalah ‘spirit-driven’, digerakkan oleh suatu roh tertentu. Dalam Daniel 3 di atas, Alkitab menceritakan bahwa Nebukadnezar menyuruh membuat sebuah patung emas, lalu ia memerintahkan agar semua orang yang ada di bawah pemerintahannya berkumpul pada hari pentahbisan patung tersebut, dan ketika ada bunyi-bunyian yang diperdengarkan, mereka semua harus sujud menyembah kepada patung tersebut.

Satu hal yang harus kita sadari, sejak manusia pertama jatuh dalam dosa, para penguasa angkasa seperti mulai membangun sebuah sistem dalam dunia ini, yang seakan-akan ‘memaksa’ semua orang yang ada dalam dunia ini untuk masuk dalam sistem yang dibuatnya dan kemudian mulai sujud menyembah kepada ‘patung emas.’ “Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak.” (1 Yohanes 5:9)

Jika kita telusuri, apapun juga segmen yang ada dalam dunia ini selalu berujung pada uang. Dunia politik, dunia entertainmen, dunia hukum, dll. bisa dengan mudah berubah oleh kuasa uang. Akan tetapi, kitab Wahyu menubuatkan bahwa sistem dunia ini, juga disebut Alkitab sebagai sistem pemerintahan Babel, pasti akan hancur dan sekarang ini sedang mendekati kehancuran, karena Tuhan menghendaki agar sistem pemerintahan sorgalah yang berdiri di atas muka bumi ini. Namun sebelum sistem pemerintahan Babel sungguh-sungguh hancur dan sistem pemerintahan sorga dimanifestasikan, Tuhan mencari orang-orang percaya yang mau terus bertahan dalam sistem pemerintahan sorga, walaupun seakan-akan sepertinya berlawanan dan bertentangan dengan sistem pemerintahan Babel. Saya percaya, kita akan mulai melihat bahwa apa yang akan Tuhan kerjakan di atas muka bumi ini akan membawa kita sampai pada titik konfrontasi.

Dalam dunia ini ada orang-orang tertentu yang rela melakukan apa saja demi uang. Orang-orang semacam itu sesungguhnya telah terjerat oleh sistem yang dibangun oleh Nebukadnezar; mereka sujud menyembah kepada patung emas yang dibuat oleh Nebukadnezar. Hari ini Tuhan mencari orang-orang yang berketetapan untuk tidak akan pernah sujud menyembah kepada patung emas tersebut.

Apa yang dimaksud dengan ‘sujud menyembah kepada patung emas’? Maksudnya adalah kita mempergunakan cara-cara duniawi untuk mendapatkan uang atau keuntungan. Saya mendapati bahwa dengan cara-cara duniawi, kita memang akan bisa lebih mudah dan lebih cepat mendapatkan uang, namun Tuhan tidak menghendaki kita mempergunakan cara-cara dunia. Karena jika kita menggunakan cara-cara dunia, berarti kita sudah terjebak ke dalam sistem yang dibangun oleh Nebukadnezar dan tanpa sadar kita sedang sujud menyembah kepada patung emas yang dia buat sendiri. Tuhan mencari orang-orang yang hanya mau sujud kepada Dia sebagai Raja kebenaran.

Memang, jika kita menolak tawaran-tawaran kemudahan yang biasa disebut sebagai suap, hal itu bisa membawa masalah bagi kita sendiri. Sadrakh, Mesakh dan Abednego alami hal yang sama. Itu memang konsekuensi dari kita menolak memakai cara-cara manusiawi dan duniawi, namun di situlah peperangan dimulai dan di situlah orang-orang akan mulai melihat perbedaan kita.

Menurut opini orang banyak, tindakan Sadrakh, Mesakh dan Abednego mungkin dipandang sebagai sebuah kebodohan, namun bagi orang-orang percaya, itu adalah tindakan iman. Apa yang Sadrakh, Mesakh dan Abednego lakukan bahkan mungkin membahayakan seluruh bangsa Yahudi, tapi mereka memilih untuk menjadi orang yang idealis.

Bagi beberapa dari kita, tanpa disadari kita mulai terbentuk menjadi generasi yang oportunis, satu generasi yang selalu mencoba memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan pribadi. Kata oportunis itu sendiri selalu memiliki konotasi yang negatif; di dalamnya ada unsur menghalalkan segala cara asal bisa mendapatkan keuntungan pribadi. Sebaliknya, seorang yang idealis, rela mempertaruhkan apa saja demi apa yang dia pandang sebagai kebenaran dapat terjadi.

Saya mendapati, orang oportunis akan selalu diliputi kelelahan, karena ia akan selalu berusaha untuk mengamankan apa yang ia sudah peroleh, dan ia akan mencurigai semua orang di sekelilingnya. Karena buat seorang oportunis, tidak ada kawan atau lawan sejati; semua bisa dijadikan kawan selama menguntungkan dirinya, dan semua bisa dijadikan lawan, jika mulai merugikan dirinya. Berbeda dengan orang oportunis, meskipun ada orang-orang yang kurang menyukai orang yang idealis, ia tetap bisa menikmati kehidupannya, karena ia berjalan dengan hati nurani yang bersih.

Tuhan memanggil kita untuk menjadi orang yang idealis, namun untuk kita betul-betul hidup sebagai seorang idealis, ada harga yang harus dibayar; ada konsekuensi dan tantangan yang harus kita hadapi. Sadar ataupun tidak, pesan-pesan kebenaran yang sudah Anda dengar beberapa waktu belakangan ini sebetulnya melatih Anda untuk memunculkan diri sebagai orang yang idealis.

Ketika kita mulai menjadikan prinsip kebenaran sebagai cara untuk kita masuk dan membuat perubahan di dalam dunia sekuler, hal pertama yang akan kita hadapi biasanya adalah konfrontasi. Akan ada orang-orang yang tidak menyukai kita ataupun merasa dirugikan, karena keberadaan kita, oleh karena tindakan-tindakan kita yang idealis tersebut. Jika itu yang mulai terjadi, satu prinsip yang saya pelajari adalah: selama kita bertahan dalam kebenaran, Tuhan akan membela kita.

“Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyalala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."” (Daniel 3:16-18)

Sadrakh, Mesakh dan Abednego mengambil keputusan untuk tidak sujud menyembah kepada patung emas Nebukadnezar, dengan konsekuensi dibuang ke perapian yang menyalala. Akan tetapi, ketika api yang ada di perapian tersebut dibuat tujuh kali lebih panas, orang yang menggotong mereka bertiga justru mati duluan, sementara mereka bertiga yang dilempar ke tengah-tengah api justru menjadi bebas (ayat 24-25). Mereka diangkat dalam keadaan terikat, masuk ke dapur api dalam keadaan terikat, namun di dapur api itu mereka bebas dan ada Tuhan di sana.

Satu hal yang bisa saya tegaskan, di tahap-tahap awal ketika kita mulai memasuki dunia sekuler dan kita terus mencoba untuk bertahan dalam kebenaran, kadangkala kita akan mengalami perlakuan yang tidak adil. Meskipun demikian, selama kita terus melekat kepada Dia, sumber kekuatan kita, maka kebenaran akan senantiasa berkuasa atas hidup kita.

Mengapa sampai hari ini perubahan ekonomi yang signifikan seakan-akan sulit untuk terjadi di Indonesia? Hal itu disebabkan karena selama ini, orang-orang yang seharusnya berkompeten dan berkesempatan untuk dipakai Tuhan membawa perubahan dalam dunia perekonomian pada akhirnya ikut terjerat dalam sistem yang dibangun oleh Nebukadnezar. Tapi ini waktunya kita akan betul-betul melihat tangan Tuhan yang ilahi akan bekerja secara nyata lewat orang-orang percaya! Kita akan melihat bahwa Tuhan yang bersama dengan kita adalah Tuhan yang berperang bagi kita  (baca Yes.aya 41:8-16).

Orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sampai ke dapur api, merekalah yang pertama kali mati. Kita akan mulai mendapati, ketika kita konsisten untuk melangkah dalam kebenaran karena kita menghendaki perubahan demi perubahan terjadi lewat hidup kita, ketika ada orang yang bangkit untuk mengkonfrontasi dan menentang kita, Tuhan sendiri yang akan membuat orang itu tidak ada lagi (Yesaya 41:10-12).

“Dapatkah direbut kembali jarahan dari pahlawan atau dapatkah lolos tawanan orang gagah? Sungguh, beginilah firman TUHAN: "Tawanan pahlawanpun dapat direbut kembali, dan jarahan orang gagah dapat lolos, sebab Aku sendiri akan melawan orang yang melawan engkau dan Aku sendiri akan menyelamatkan anak-anakmu. Aku akan memaksa orang-orang yang menindas engkau memakan dagingnya sendiri, dan mereka akan mabuk minum darahnya sendiri, seperti orang mabuk minum anggur baru, supaya seluruh umat manusia mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, adalah Juruselamatmu dan Penebusmu, Yang Mahakuat, Allah Yakub."” (Yes. 49:24-26)

Selama ini, ada banyak sekali orang benar yang telah “menggadaikan” imannya demi “menyelamatkan diri” mereka dari dapur api; mereka mengkompromikan kebenaran yang mereka miliki. Selama ini orang-orang benar tersebut berhasil “ditawan dan dijarah” oleh musuh, tapi Tuhan berkata bahwa Dia akan membebaskan mereka kembali. Ketika mereka mulai melihat Anda terus alami intervensi dan pembelaan Tuhan, oleh karena kebenaran yang Anda pertahankan, merekapun akan mulai terinspirasi untuk bangkit dan hidup dalam kebenaran yang sama yang Anda pegang.

Karena itu, meteraikan Yesaya 49 ini dalam rohmu dan jadikan hal ini menyatu dengan hidupmu, sehingga ketika sekali waktu Anda menghadapi konfrontasi karena Anda berjalan dalam kebenaran, Anda akan tetap bertahan dan tidak akan pernah mundur. Ketika Tuhan berkata, “Aku akan memaksa orang-orang yang menindas engkau memakan dagingnya sendiri…”, artinya orang-orang fasik itu akan hancur dari dalam; tanpa kita perlu melakukan tindakan apapun, mereka akan hancur dengan sendirinya. Ketika itu terjadi, itulah waktunya untuk kita mengambil alih!

Saya percaya pada hari-hari ini Tuhan secara pribadi sedang mempersiapkan setiap kita, agar kita dapat memiliki mentalitas yang siap menghadapi setiap konfrontasi yang akan terjadi dalam hidup kita. Kalaupun ada orang-orang yang terus melakukan berbagai kejahatan untuk menghancurkan Anda, teruslah bertekun dalam kebenaran, karena pada waktu itulah Anda akan alami intervensi ilahi terjadi dalam hidup Anda dan pembelaan Tuhan akan selalu ada atas hidup Anda!

 

5 artikel terakhir oleh admin

Categories: Artikel & Tips