Percaya Akan Janji & Penyertaan Tuhan : Sept 02

August 28, 2009 - Author: admin - Comments are closed

(Keluaran 13:1-18)

 

Sangat mudah bagi kita untuk mengatakan bahwa kita percaya akan penyertaan TUHAN, namun pada kenyataannya tindakan kita berbeda dengan apa yang kita percayai. Abram (sebelum TUHAN mengubah namanya menjadi Abraham) adalah pribadi yang bukan saja percaya kepada TUHAN sepenuhnya dalam hati, tetapi juga tercermin dari segala tindak-lakunya. Sejak dari ia dipanggil TUHAN keluar dari Ur-Kasdim (Keluaran 12), Abram selalu percaya pada segala tuntunan dan janji-janji yang TUHAN berikan kepadanya. Ia percaya akan janji TUHAN akan keturunan dan tanah yang akan ia dapatkan. Ia bahkan percaya bahwa TUHAN selalu menyertainya sepanjang umurnya.

Namun di perjalanan kehidupan Abram, ternyata ada banyak babak dalam hidupnya, dimana ia diuji apakah benar-benar percaya akan janji dan penyertaan TUHAN. Salah satunya adalah ketika para gembalanya bertengkar dengan para gembala Lot, keponakannya. Abram adalah pribadi yang lembut. Karena tidak ingin permasalahan ini menjadi permasalahan keluarga, maka Abram pun menyarankan kepada Lot agar memilih wilayah penggembalaan yang terpisah. Lot pun memilih bagian yang menurutnya paling subur, yaitu: lembah Yordan. Daerah itu memang subur (bahkan sampai sekarang), tetapi di sana terdapat Sodom dan Gomora yang sangat terkenal akan kejahatannya. Pilihan Lot ini selanjutnya terbukti fatal (bisa baca di pasal selanjutnya).

Apa yang dapat kita pelajari dari teks diatas?

1. Percayalah akan janji & penyertaan TUHAN, walaupun kelihatannya tidak masuk akal. Secara logis, Abram memiliki hak untuk memilih dahulu tanah penggembalaan yang ia mau, karena TUHAN sudah memberikaan Kanaan kepadanya dan bukan kepada Lot (Kejadian 12:1-3,7). Tetapi Abram malah membiarkan Lot mengambil bagian yang terbaik dari tanah itu.

Abram sedang memberikan teladan bagi kita, bahwa sesungguhnya ia tidak terikat akan hal-hal yang dipandang sebagai tolok ukur sukses secara dunia, yaitu: uang dan kekayaan. Bagi Abram, tanah manapun yang TUHAN berikan, maka itu pastilah yang terbaik baginya. Dan sikap Abram yang percaya akan hal ini ternyata membuahkan hasil yang menggembirakan. Dalam Kejadian 12:14-18, ternyata tanah yang ’tersisa’ setelah Lot memilih lembah Yordan, justru tanah yang diberkati TUHAN, walaupun secara kasat mata, daerah itu tidaklah sesubur lembah Yordan yang dipilih Lot.

Selama kita tidak terikat pada hal yang dikatakan ’sukses’ secara dunia, tetapi lebih mengikatkan diri kepada janji dan pernyataan TUHAN, maka TUHAN akan memberikan bagian yang terbaik bagi kita. Jangan takut untuk melepaskan apa yang mungkin dunia katakan sebagai ’kesempatan untuk sukses’. Jangan takut untuk melangkah memasuki area-area baru dalam hidupmu, selama engkau percaya kepada TUHAN dan segala janji dan penyertaanNya.

2. Memilih apa yang dikatakan dunia, dapat berakibat fatal. Ketika terjadi ”krisis ekonomi” antara Lot dan Abram, yaitu: para gembala berebut areal penggembalaan, ternyata Lot memilih jalan keluar yang praktis, tetapi mematikan. Ia memilih daerah hanya melihat dari faktor kelimpahan secara fisik, tetapi mengesampingkan fakta bahwa daerah itu adalah daerah yang rusak secara moral dan rohani.

Dalam bab-bab selanjutnya kita pelajari ternyata akibat pilihan yang salah ini, Lot mengalami: peperangan dan penculikan (Kejadian 14), penghukuman atas Sodom & Gomora, istrinya menjadi tiang garam, seluruh hartanya habis, tinggal di gua-gua dan bahkan pada akhirnya diperkosa/ digagahi oleh kedua anak perempuannya sendiri! (Kejadian 19). Tidak berhenti disana, anak-anak yang dihasilkan dari hubungan tersebut, ternyata menjadi dua bani musuh utama bangsa Israel di kemudian hari. Ini semua dimulai, karena Lot melakukan pilihan yang salah, yaitu: tidak mau berjalan dalam janji, tuntunan dan penyertaan TUHAN.

Hidupmu mungkin ada tantangan, tapi jangan sampai salah membuat pilihan. Dengan kekuatanmu sendiri, engkau tidak akan pernah bisa sanggup. Dengan jalan yang ditawarkan dunia, tidak akan memberikan solusi yang membawa damai sejahtera.

Jadi, bagaimana agar kita tetap bisa percaya kepada janji dan pernyertaan TUHAN dan juga bisa memilih pilihan yang tepat?

Ê Terus beriman, berharap dan mengandalkan TUHAN (Mazmur 91:1-2). Ini adalah siklus: orang yang terus mengandalkan TUHAN akan semakin intim dengan TUHAN dan orang semakin intim dengan TUHAN akan terus mengandalkan TUHAN dalam hidupnya. Apa buah dari keintiman ini? Bacalah bersama-sama dengan lantang Mazmur 91:3-13.

Ê Bergantung pada hikmat TUHAN dalam menentukan pilihan. TUHAN yang akan memberikan hikmat tersebut secara pribadi kepada orang yang intim denganNya (Mazmur 91:14-16). Perhatikanlah bahwa hanya orang yang hatinya melekat kepada TUHAN dan berseru kepada TUHAN yang mendapatkan perlindungan, penyertaan dan jalan keluar dari TUHAN sendiri. ROH KUDUS akan membukakan hal-hal baru yang sebelumnya tidak terlihat, tidak terdengar bahkan tidak timbul dalam hati bagi orang-orang yang terus beriman kepada TUHAN dan yang hatinya melekat hanya kepada TUHAN. Abram melakukan hal ini sepanjang hidupnya, dan TUHAN membuktikan Mazmur 91 menjadi kenyataan dalam hidup Abram. Kalau hal itu dapat terjadi pada Abram, maka hal itu juga dapat terjadi padamu.

 

5 artikel terakhir oleh admin

Categories: Artikel & Tips