Batu Kecil Menjadi batu karang

October 7, 2014 - Author: caroline - Comments are closed

Kotbah Minggu 5 Oktober 2014

Pengkotbah : Ibu Hanna Handojo

Batu kecil menjadi batu karang Yohanes 21:1-9

Petrus merupakan murid Yesus mula-mula bersama saudaranya Andreas. Dua orang ini merupakan murid dari Yohanes pembabtis. Nama petrus sendiri memiliki arti batu karang, sebelum berganti nama, Petrus lebih dikenal dengan nama Simon, tapi sejak berjumpa dengan Yesus ia berganti nama jadi Petrus, Simon telah menjadi Petrus, dari batu kecil yang lemah yang penuh kekurangan menjadi batu karang. Yesus tidak memandang Simon Petrus sebagai orang yang kecil ketika Yesus bertemu Simon Ia berkata kamu akan menjadi Petrus, yang artinya kamu akan menjadi batu karang. Petrus pun pernah mengalami hal yang tidak mengenakkannya, ketika Ia di hardik Yesus dalam Markus 8:33 Ia harus dibilang Iblis karena pada saat itu Petrus ingin menghalangi Yesus untuk disalib, Ia tidak sakit hati, dia tetap mengikut Yesus, bahkan Petrus pernah mengkhianati Yesus juga,tapi Petrus bertobat, ia mungkin menangis dan kabur tapi dia tidak gantung diri seperti Yudas, ia bertobat dan minta ampun pada Tuhan.

Banyak kali dalam kekristenan kita sakit hati pada dalam gereja, sakit hati pada orang lain, pada sesama pengerja, kita tidak mau sakit hati sendiri, kita merasa perlu mengajak orang lain untuk ikut sakit hati dengan kita, sehingga akhirnya timbulah gosip dan kebencian. Mari kita ingat kepada Petrus belajar dari Petrus yang memiliki Kharisma untuk memimpin saat itu, coba pikirkan jika kharismanya yang jelek memimpin apa yang terjadi? Pasti yang di pimpin juga jadi jelek, ketika harus mengalami hal-hal tidak mengenakkan dalam mengikut Yesus Petrus yang saat itu terbilang murid yang paling dekat dengan Yesus tidak mengajak murid-murid yang lain untuk sakit hati.

Bukankah ini gambaran hidup kita, Tuhan memanggil kita, seperti Ia memanggil Simon Petrus, tapi karena kita sibuk sehingga kita tidak bisa mendengarkan suara Tuhan yang memanggil kita. Fokus kita selalu diri sendiri, mencintai diri sendiri, itulah yang menghalangi kita mendengar panggilan Tuhan dalm hidup kita,  Yoh 21: 1-19 menceritakan bagaimana Yesus menampakan diri kepada murid-murid di danau tiberias pada saat itu, Yesus memanggil mereka dengan sebutan : “anak-anak adakan kamu mempunyai lauk pauk?” Yesus tahu betul mereka sudah berkerja seharian dan belum makan, Petruslah yang pertama kali menghampiri Yesus pada saat itu, Ialah murid Yesus yang selalu bertindak pertama-tama dibanding murid lainnya, ketika ia memutuskan kembali jadi nelayan dalam Yoh 21:3 maka ,murid-murid lainnyapun mengikuti jejaknya. Tuhanpun memerintahkan mereka untuk melemparkan pukat ke arah kanan, dan ketika mereka taat maka mujijat terjadi 153 ikan berhasil ditangkap saat itu.

Seringkali kita melemparkan pukat ketempat yang salah, tapi kalau kita mendengarkan suara Tuhan yang berkata: “ Lemparkan pukatmu ke arah kanan” kitapun akan menyadari bahwa cara Tuhan berkerja sangatlah berbeda dengan cara kita. Ilmu ahli nelayan dibuang karena taat pada Tuhan, begitulah cara Tuhan menjadikan Petrus dan murid-muridnya menjadi nol terlebih dahulu, untuk taat sepenuhnya, membuang segala cara kita berserah pada cara Tuhan yang mungkin tidak masuk akal tapi belajar taat pada cara Tuhan dengar perintah Tuhan sehingga kita dapat melihat kuasa Tuhan berkerja dalam hidup kita dengan ajaib.

Dalam perjamuan makan di Genesaret semua terdiam. Yesus yang membagikan roti terdiam, murid-muridpun terdiam tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Pernahkah kita sadar bahwa Tuhan mengijinkan kita untuk berdiam? Mari dalam ketenangan ini kita tanya, “Tuhan sudahkah aku boleh berbicara?”. Tuhan mengajarkan kita bahwa ada waktunya untuk berdiam, bukan bawa mulut satu ke mulut lain hingga jadi gosip. Rasanya ingin ngomong, ingin tegur, sudah tidak tahan mau cerita kepada orang lain, mau mengingatkan orang lain dengan cara kita tapi coba untuk berani berdiam dihadapan Tuhan terlebih dahulu sebelum kita berbicara tunggu waktu Tuhan. Berani berdiam seperti air yang diaduk,setelah diaduk didiamkan,  ijinkan endapan air tersebut mengendap dan endapan itu dibawa dan dibuang sehingga air itupun menjadi lebih murni.

Ketika menampakan diri pada murid-muridnya Tuhan tidak berkata pada murid-muridnya : “Kenapa kalian meninggalkan aku pada malam aku ditangkap?”  padahal Tuhan bisa saja bertanya seperti itu pada murid-muridnya. Tapi Tuhan tidak berbicara seperti itu. Mari kita belara untuk berdiam ijinkan Tuhan menolong dan berbicara pada masing-masing kita, bukan kita yang menolong Tuhan, menggantikan tugas Tuhan untuk berbicara, tapi serahkan kepada Tuhan sepenuhnya ketika kita berdiam. Tuhan mau mengajarkan kita menjadi Petrus meskipun kita masih Simon,  dalam ayat 16 Yesus bertanya dengan menyebut nama Simon bukan Petrus. Yesus mau mengingatkan siapakah dan darimanakah Simon Petrus berasal, Petrusnya hilang karena ia pernah mengkhianati Yesus. Meskipun Simon Petrus murid Tuhan mengikuti Tuhan 3 tahun, kasihnya masih dangkal terbukti ketikan Yesus bertanya Simon apakah kamu agape terhadapku? Petrus menjawab Filea terus menerus, sehingga Iapun sadar dan menangis sedih bahwa kasihnya kepada Tuhan masih dangkal, Ia sadar dan kembali menjadi nol saat itu, tapi setelah itu kita tahu ia tidak kembali menjadi nelayan lagi, ia menjadi Rasul Petrus yang melakukan banyak perkerjaan Tuhan dengan tanda-tanda ajaib (Kisah Para Rasul 2). Yesus berpesan gembalakan domba-domba pada Petrus, Feed my lamb, beri makan dan gembalakan domba-domba-Ku, siapa saja domba itu? Domba bisa anak-anak kita, keluarga kita, pembantu kita, teman-teman kita banyak domba – domba yang perlu kita perhatikan beri mereka makanan kebenaran lewat kasih kita, yang tidak terbatas.

 

5 artikel terakhir oleh caroline

Categories: Ibadah, Sermon Note