Disusutkan

May 17, 2010 - Author: chrisye - Comments are closed

clip_image002(Kumpulan Khotbah)

Pengarang :

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Pertanyaannya adalah:

Bagaimana cara Tuhan menyusutkan hidup kita? Sebetulnya sederhana jawaban -nya kalau seseorang ingin menyusutkan kain ia harus merendam kain itu dalam air. Rendaman yang sama dipakai Allah untuk menyusutkan kain hidup manusia.

Simbol baptisan dapat diartikan juga seperti merendam hidup manusia supaya menjadi susut. Yesus itu luar biasa, smua yang Dia perintahkan untuk kita lakukan punya makna bukan tanpa alasan Dia perintahkan sesuatu kepada kita selalu ada arti yang luar biasa dibalik setiap perintah-perintahNya.

Kalau kain hidup anda mau disusutkan rendamlah dahulu di dalam air Tuhan namun banyak orang yang sudah di baptis dengan air hidupnya masih tetap ingin mengembang, itu yang menjadi kontrakdiksi dalam kehidupan kita (Roma 6).

Pada saat kita dibaptis seharusnya kita berkata: “Mulai saat ini Tuhan, hidupku telah direndam oleh air kematian ini dan dikuburkan didalamnya supaya aku mengalami penyusutan dalam hidupku.” Ketika kita mengijinkan Allah menyusutkan kain hidup kita, maka kita telah siap untuk dipakai olehNya. Kapan kita bisa berkata bahwa semuanya telah selesai? Pada saat kematian daging itu terjadi didalam kehidupan kita (Yohanes 19:30).

Ketika kita memberikan diri ditaruh di atas salib, barulah kita dapat berkata : “Sudah selesai!” Sudah susut hidup kita. Hanya orang mati yang boleh mengalami penyusutan tuntas dalam hidupnya. Seluruh daging dan uratnya semuanya habis, tinggal tulang belulangnya. Di dalam hidup kita, kalau kita tidak mau mengijinkan Allah menyusutkan hidup kita sampai tuntas, Anda dan saya (kita) tidak akan bisa menambal hidup orang lain.

Dan setiap kita memiliki air rendaman yang berbeda-beda. Airnya memang sama, tetapi mungkin tempatnya berbeda. Ada yang dimasukkan di bak kamar mandi, atau di dalam kolam baptisan bahkan di dalam air sungai. Fungsinya semuanya sama yaitu untuk menyusutkan hidup kita.

Apakah Anda dan saya (kita) siap disusutkan oleh Tuhan atau masih ingin lebih lagi mengembang? Selama kita tidak mau mengijinkan Tuhan menyusutkan hidup kita, jangan harap kita akan dapat menambal hidup orang lain.

Seringkali kita melihat ada orang-orang Kristen yang melayani orang lain, hasilnya tidak bertambah baik tetapi justru bertambah parah, menambah koyakan disana dan disini. Mengapa?

Orang mengatakan mungkin salah bicara,salah sikapnya,salah menyampaikan pesan Tuhan atau atau mungkin menjadi sandungan dalam hidup kita. Itu membuktikan bahwa masih banyak dari hidup kita yang harus disusutkan setiap hari oleh Tuhan kita. Jadi jangan mengeluh saat Tuhan menyusutkan hidup kita dan hal yang paling berat kita lepaskan saat kita disusutkan adalah harga diri kita.

Orang yang mengijinkan Allah menyusutkan hidupnya maka orang itu akan mendapatkan anugrah Tuhan yang lebih besar lagi dalam hidupnya.

Cuplikan penjelasan diatas didapati di salah satu bab di buku ini, Silahkan membaca buku ini dan alami terobosan demi terobosan dalam melayani Tuhan kita, Yesus Kristus. Tuhan memberkati.

 

5 artikel terakhir oleh chrisye

Categories: Book