Seorang Hamba yang Meneladani Jejak Yesus

August 3, 2011 - Author: chrisye - Comments are closed

Mengenang kehidupan & pelayanan Ev. Stephanus Damaris

 

Oleh Stefanus. Rahayo

 

Penulis dari buku ini adalah Stefanus Rahayo yang sangat diberkati dengan kehidupan pelayanan dari Ev. Stepanus Damaris (telah dipanggil pulang oleh Bapa disurga tanggal 19 Januari 2005). Karena diberkati oleh hasil dari pelayanan  almarhum inilah maka penulispun menuangkan pada bukunya ini. Hal ikhwal almarhum dicari dari beberapa sumber terpercaya dan akhirnya didapatkan untuk melengkapi penulisan dari buku ini (diawal buku ini dibahas tentang kehidupan almarhum, dari kecil hingga perjalanannya sampai melayani Tuhan).

 

Hal kelebihan dan keunikan dari hamba Tuhan, Ev. Stephanus Damaris dituliskan juga dibuku ini. Dari berbagai sumber yang dekat dengan almarhum dan hasil-hasil pelayanannya yang nyata dibagikan oleh penulis dibuku ini jug

 

Salah satu topic yang dibahas dibuku ini adalah tentang keprihatinan almarhum akan kesatuan dari the body of Christ atau tubuh Kristus atau gerejaNya. dari visi ini menggemalah ajarannya tentang interdenominasi yang dampaknya masih dirasakan sampai sekarang bahkan dengan konsekuen diterapkan oleh terutama anak-anak rohani dari almarhum Damaris. PESAT atau Pondok Penuai, juga Rumah Doa Getsemani dan Emalta, bahkan beberapa hamba Tuhan yang merupakan anak rohaninya secara pribadi hingga kini juga “tidak bergereja” arti denominasi (demikian juga doktrin. Sebutlah Daniel Alexander, Gondowijoyo, Evi Budiono, Bambang Haryono, Obaja Rawan. Mereka tak pernah mengklaim dirinya bergereja di amana atau lebih tepatnya lagi katakan saja mereka bergereka dimana-mana, artinya ruang gerak mereka sebagai hamba Tuhan tak dapat dibatasi oleh dinding denominasi (demikian juga dengan doktrin). Dengan cara begitu mereka bisa masuk ke kalangan Protestan, Karismatik bahkan Katolik.

 

Ev. S. Damaris, bukan seorang yang antidenominasi, yang ia ajarkan adalah interdenominasi, bukan nondenominasi atau nirdenominasi. Dari katanya saja interdenominasi tampak bahwa pada hakikatnya gereja tetap perlu denominasi.

 

Obaja Rawan salah satu anak rohani dari almarhum menerangkan dengan singkat  tapi cukup jelas tentang interdenominasi ini yaitu bahwa : “kita bersatu bukan dalam arti organisasi (baca:denominasi) tetapi secara organisme!”. Dengan kata lain bahwa denominasi itu boleh tetap ada tetapi denominasi itu tidak boleh menjadi penghambat persatuan tubuh Kristus dalam cara hidupnya, dalam kehidupannya: organisme yang disebut sebelumnya.

 

Implikasi dari pandangan ini memang cukup dalam misalnya ketika gereja atau organisasi Kristen melakukan pelayanan. Dengan semangat bersatu dalam organisme tersebut maka gereja atau organisasi apapun mestinya tidak membawa-bawa nama denominasi atau organisasi nya dalam pelayanan tersebut katakan saja bahwa kita sebagai tubuh Kristus  melayani atas nama Tuhan Yesus Kristus. Ingatlah apapun denominasi gereja kita, kita adalah saudara!

 

Ajaran lain yang juga cukup menonjol dari Ev. S. Damaris dan juga dari tokoh pertamanya yaitu Bpk. Edwin Stoop adalah gerakan Karismatik Indonesia. Dan…. Silahkan membaca buku ini untuk mengetahui lebih lagi siapakah Ev. S. Damaris dan apa saja yang telah beliau lakukan bagi kerajaan Allah dimasa pelayanannya didunia ini. Tuhan Yesus Memberkati.

 

5 artikel terakhir oleh chrisye

Categories: Book