Bersabar dalam Masa Penderitaan

August 14, 2011 - Author: chrisye - Comments are closed

Sermon by: Ps. Daniel Arief

(ditulis oleh: Dian Christianti Setradiharja)

 

5 Agustus 2011

 

Kehidupan saat ini bukanlah kehidupan yang semakin mudah, kita tahu bahwa semakin bertambah tahun semakin banyak juga kesukaran hidup yang harus kita hadapi, dan ini telah dinubuatkan oleh Tuhan kita, Yesus Kristus 2000 tahun yang lalu. Apakah kemudian kita menjadi berkeluh kesah oleh karena ini?, atau mungkin kita menggerutu kepada Tuhan kenapa kok seperti ini?. Kita sebagai anak-anak Tuhan seharusnya memiliki kebanggaan akan hal ini yaitu apa yang telah Tuhan nubuatkan terjadi dan itu menyatakan bahwa perkataan-Nya iya dan amin.

Saat ini Tuhan akan mengajarkan kita bagaimana menghadapi situasi kehidupan di jaman ini, dan kita akan belajar didalam Yakobus 5: 7-11 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para Nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. 

Didalam surat Yakobus ini kita mendapati 4x kata bersabar dan 2x kata bertekun, apa maksud Tuhan akan hal ini? Tuhan mau agar ini menjadi satu trademark dalam kehidupan kita.  Disini Tuhan memberikan dua teladan tentang hidup bersabar dan bertekun pada masa penderitaan/perontokan yaitu:

1.            Petani yang menantikan hasil panen

Petani yang memiliki sebidang tanah akan dengan hati-hati menanam tanamannya dan penuh pengharapan untuk menanti masa panen, karena mereka menyadari bahwa kehidupan mereka sangat bergantung pada hasil panennya. Oleh karena itu mereka akan terus bersabar menghadapi segala hal selama masa pertumbuhan tanaman yang mereka tabur sampai pada masa panen menjelang. Didalam kehidupan pertanian, ada hukum alam yang harus dihadapi, yaitu salah satunya adalah masa datangnya hujan. Didalam surat Yakobus ini, disampaikan bahwa bagi petani dimasa itu mereka akan menghadapi dua musin hujan yaitu hujan musim gugur dan hujan musim semi.

a.      Hujan musim gugur

Hujan musim gugur adalah hujan yang akan merontokkan segala macam hal, baik itu daun, bunga ataupun pohon-pohon yang tidak memiliki akar yang kuat. Ketika hujan musim gugur ini terjadi, pemandangan yang ada bukanlah pemandangan yang menakjubkan ataupun yang menyegarkan mata, karena kita akan mendapati bahwa pohon-pohon menjadi gundul tanpa daun, tidak ada kehijauan ataupun pemandangan bunga-bunga bermekaran apalagi melihat buah, tidak ada sama sekali!!. Inilah yang akan dihadapi oleh petani dan mereka telah mengerti akan hukum alam ini, sehingga mereka tidak menjadi kecewa, menggerutu atau putus asa ditengah jalan atau sampai melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri. Yang mereka lakukan hanyalah bertekun dan bersabar menanti lewatnya masa hujan musim gugur karena mereka memiliki harapan bahwa ketika telah lewat masanya musim gugur mereka akan berjumpa dengan hujan musim semi.

 

b.      Hujan Musim Semi

Hujan yang paling dinantikan oleh para petani, karena inilah masa pengharapan mereka bahwa masa panen raya akan segera tiba. Pada musim ini, hujan akan membuat pohon-pohon kembali mendapatkan kesegaran yang baru sehingga mengalami pertumbuhan yang luar biasa didalamnya. Daun-daun mulai bermunculan dan terus akan datang musim bunga-bunga bersemi dan selanjutnya inilah saat yang paling dinantikan dengan kesabaran dan ketekunan oleh petani, pohon-pohon didapati telah berbuah dan musim panen telah tiba.

 

Melalui teladan diatas, Tuhan menyatakan bahwa didalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah, kita tetaplah manusia yang hidup di dunia ini, dan tetap ada hukum alam yang berlaku yaitu musim rontok dan masa semi. Dan karena kita adalah bagian dari elemen dunia ini, maka kita pun akan menghadapi musim gugur/rontok ini dan ini bisa terjadi didalam segala aspek kehidupan kita. Jika kita berfikir bahwa karena kita ini anak-anak-Nya maka kita mendapat pengecualian, kita akan menjadi kecewa karena ini. Ataupun jika motivasi kita ikut Tuhan adalah hidup tanpa masalah, tidak akan lama kita mampu berada didekat-Nya. Tuhan telah memberikan hikmat dan pengertiannya kepada kita, bahwa hukum alam akan terjadi kepada siapapun yang ada di bumi ini, tanpa perkecualian dan ini telah ditegaskan didalam Pengkhotbah 3:1-10 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.

Oleh karena itu tetaplah bersabar, tidak bersungut-sungut, tidak saling mempermasalahkan, terus bertekun didalam Dia, karena ini merupakan rancangan kehidupan-Nya, maka pada akhirnya kita akan mendapati semuanya boleh indah untuk kita nikmati bahkan buat orang disekeliling kita.

 

 

2.            Ayub

Teladan yang Tuhan ajarkan selanjutnya adalah kehidupan Ayub, satu teladan hidup yang tidak akan terbantahkan oleh siapapun, bahkan agama apapun, bahwa Allah setia kepada orang-orang yang sabar dan bertekun segala masa kehidupannya karena pada akhirnya Allah memberikan kemurahanNya, dimana Ayub mendapatkan dua kali lipat dari yang dimilikinya semula.

Kalau kita perhatikan bagaimana kehidupan Ayub sebelum menghadapi permasalahan, adalah kehidupan yang benar dihadapan Tuhan, bahkan menjadi hamba kebanggaan-Nya, Ayub 1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”. dan itu tidak menjadi pengecualian untuk ayub lepas dari masa kesukaran (musim gugur). Kalau kita merasa bahwa kita berhak untuk hidup tanpa melewati masa itu, maka kita perlu berkaca apakah hidup kita ini sudah lebih baik dari ayub?? Yang bahkan Allah sendiri memujinya. Kalau kita berani jujur, sebenarnya penderitaan yang kita hadapi ini tidak ada 1% dari penderitaan Ayub. Bisa kita bayangkan segala apa yang dimiliki Ayub lenyap dalam 1 hari, dan apakah segala yang kita miliki lenyap semua, atau masih banyak hal yang baik yang tidak tampak oleh kita yang padahal masih kita nikmati. Terkadang kita merasa berhak untuk mengeluh, menggerutu ataupun marah kepada Tuhan, dan bertanya kenapa Tuhan kok saya menghadapi permasalahan sebesar (padahal kecil sekali) ini?? Kalau kita mau pelajari lebih dalam, kita ini seharusnya lebih banyak bersyukur dibandingkan ayub, karena kita ini memiliki banyak keadaan yang lebih menguntungkan yaitu:

a.       Firman Tuhan (Alkitab) yang tersedia setiap saat setiap waktu tergantung apakah kita mau membacanya atau tidak, sedangkan Ayub tidak memiliki.

b.      Roh penolong, Yaitu Roh Kudus yang Tuhan berikan. Pada jaman Ayub, roh ini belum dicurahkan.

c.       Adanya persekutuan saudara seiman yang saling menguatkan dan mendukung, sedangkan teman-teman ayub adalah sahabat yang tidak bisa memberi penghiburan.

d.      Adanya team doa syafaat yang akan berdoa untuk permasalahan kita sedangkan Ayub?? Tidak ada.

Dengan segala kelebihan ini, seharusnya kita ini lebih bisa bersabar dan bertekun didalam menghadapi musim gugur ini. Tiga pelajaran yang akan kita ambil dari kehidupan Ayub  kenapa Ayub tampil sebagai pemenang ditengah menghadapi musim gugur adalah:

a.      Tahu resiko kehidupan

Ayub 13 : 15 Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela peri lakuku di hadapan-Nya.

Ayub 13 : 15 (KVJ) Though he slay me, yet will I trust in him: but I will maintain mine own ways before him.

Dalam alkitab versi KVJ, Ayub tahu bahwa resiko yang paling besar yang akan dihadapi adalah kematian, kalau Ayub bilang “paling banter matilah aku ini” dan itu tidak membuatnya goyang iman tetapi tetap berpegang teguh dan percaya kepada Tuhan serta tetap memelihara/menjaga kehidupannya agar terus berkenan di hadapan-Nya. Ayub telah siap atas apapun yang akan dihadapi didalam hidupnya, sehingga tidak bersungut-sungut.

 

b.      Tahu Penebus-Nya Hidup

Ayub 19: 25-26 Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah,

Ayub 19 : 25-26 (KVJ) For I know that my redeemer liveth, and that he shall stand at the latter day upon the earth:And though after my skin worms destroy this body, yet in my flesh shall I see God

Ayub tahu bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah sang penebus yang hidup, yang akan berdiri pada kesudahan jaman. Bahkan ayub berani berkata, “kalau tinggal tengkorak pun aku akan melihat kemuliaan Tuhan”. Apakah kita telah berani berkata seperti itu? Atau kita menjadi anak-anak manja yang mau yang enak saja dari Tuhan? pilihan. Buat ayub segala hal yang dihadapi di dunia ini bukalah akhir dari kehidupannya.

 

c.       Timbul seperti emas murni

Ayub 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

Ayub tahu bahwa Allah yang dia kenal adalah Allah yang setia, Mazmur 89: 8-9 Allah disegani dalam kalangan orang-orang kudus, dan sangat ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya. Ya TUHAN, Allah semesta alam, siapakah seperti Engkau? Engkau kuat, ya TUHAN, dan kesetiaan-Mu ada di sekeliling-Mu. Dan itulah yang dipandang ayub dan ini menjadi kekuatannya untuk bertahan. Dia tahu bahwa pada kesudahannya Allah akan membuatnya menjadi emas yang timbul dipermukaan yang memiliki nilai yang tinggi.

 

Belajar dari kedua teladan yang telah Tuhan berikan diatas kita tahu bahwa kehidupan kita tidak terlepas adanya permasalahan ataupun masa-masa perontokan, yang tidak mengenakkan secara daging, tetapi kita tahu ini hanyalah salah satu proses kehidupan yang harus kita jalani, karen rancangan Tuhan atas kehidupan kita tidak akan berhenti sampai disini tetapi akan terus berlanjut untuk mencapai hasil akhir yang penuh dengan kelimpahan didalam Tuhan, oleh karena itu biarlah kita terus bersabar dan bersabar dan bersabar dan bersabar serta terus  bertekun dan bertekun didalam Tuhan tanpa melakukan hal-hal yang merugikan seperti mengeluh, menggerutu ataupun putus harapan, sehingga semakin hari kehidupan kita semakin berkenan dihadapannya karena Tuhan adalah Allah yang setia.

 

 

Berbahagialah orang yang sabar dan bertekun didalam Tuhan maka engkau akan mendapati bahwa Tuhan itu Allah yang setia yang memperhitungkan dan membalaskan segala yang terbaik didalam kehidupanmu.

 

 

Event: Family Altar Gabungan

 

5 artikel terakhir oleh chrisye

Categories: Sermon Note