anggur baru-kirbat baru (Lukas 5: 27-39)

October 24, 2013 - Author: caroline - Comments are closed

 

Suatu pengalaman berharga biasanya mempengaruhi sikap dan tingkah laku; bahkan seluruh keberadaan seseorang.

Nats hari ini menyinggung tentang orang Farisi yang sudah terlalu puas dengan keberadaannya; dan tidak mau mengalami pembaharuan apapun. Inilah yang membuat mereka tidak dapat menerima Lewi, sang pemungut cukai (ay. 27-32). Tetapi, Tuhan Yesus justru menyapa dan memilih Lewi. Karena itu, Lewi segera meninggalkan segala urusannya dan mengikut Yesus (ay. 28). Bahkan, ia kemudian mengadakan perjamuan besar untuk Yesus dan teman-temannya. Disanalah Tuhan Yesus makan bersama para pemungut cukai (bagi orang Yahudi, acara makan bersama berarti sebuah persekutuan, tanda tidak ada permusuhan. Kalaupun ada kesalahan, itu sudah diampuni/dilupakan). Orang Farisi sebagai ‘penjaga kemurnian’ agama protes terhadap Yesus. Tetapi Yesus menjawab keberatan mereka dengan sebuah kiasan: bahwa orang sehat tidak memerlukan tabib/dokter-hanyalah orang sakit yang memerlukannya. Yesus menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk orang benar, tetapi untuk orang yang berdosa supaya mereka bertobat. Kata-kata ini sebenarnya sebuah sindiran Yesus; bahwa orang Farisilah yang sebenarnya perlu ditolong; namun mereka tidak menyadarinya. Keadaan mapan sering mengecohkan kita; dengan membuat kita menganggap bahwa seluruh hidup kita berkenan kepada Tuhan. Bahkan tidak sering kita menjadi ‘hakim’ atas sesama kita.

Ay. 33-39 berisi perbedaan pandangan dan sikap antara orang Farisi dan Tuhan Yesus. Dengan penjelasan ini, Tuhan Yesus ingin menyatakan bahwa kedatangan jaman Mesias (yakni kedatanganNya di dunia ini); menuntut pembaharuan pola pikir dan sikap (bukan hanya penampilan luar). Tuhan Yesus memberikan gambaran bahwa kalau sebuah baju tua yang koyak ditambal dengan potongan kain yang baru; selain tidak cocok, kain itu semakin koyak. Gambaran yang senada tentang anggur baru yang disimpan dalam kantong kulit yang tua. Kantong itu akan pecah karena anggur baru masih akan mengalami fermentasi. Anggur baru membutuhkan kantong kulit yang baru pula. Dengan gambaran ini, Yesus sekali lagi menekankan pentingnya memiliki sikap yang baru (tidak terpaku pada ajaran atau kebiasaan yang lama; apalagi bila itu dari manusia/bukan Firman Tuhan). Dihubungkan dengan kisah Lewi tadi, maka setiap kita perlu mengalami pembaharuan dalam hidup kita. Kita seharusnya memandang dengan cara baru terhadap sesama; bukan lagi dengan kacamata penghakiman, melainkan dengan kasih dan pengampunan. Dalam ay.39 Yesus menyindir orang Farisi yang tidak bersedia berubah. Memang tidak mudah untuk mengubah pandangan dan sikap yang sudah terlanjur ‘kaku’. Tetapi bila Tuhan sanggup memanggil, menyelamatkan dan mengubah orang-orang berdosa; Tuhan juga sanggup mengubah hidup kita. Yang penting kita bersedia merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memohon pimpinanNya. Yesus Kristus masih menawarkan ‘segala sesuatu baru’ (Why.21:5). Sebagai Tabib, Ia menawarkan kepada orang berdosa kehidupan baru dan kesehatan rohani. Sebagai Mempelai Laki-laki, Ia membawakan kasih dan sukacita baru. Ia memberi kita jubah kebenaran dan anggur Roh Kudus (Ef. 5:18; Kis. 2:13). Membiarkan diri terkurung dalam ‘pola pikir dan sikap yang kaku’, bukan saja mengacaukan hidup kita sendiri; tetapi juga merusak hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Biarkan Tuhan mengubah hidup kita menjadi seturut kehendakNya.

 

5 artikel terakhir oleh caroline

Categories: Artikel & Tips